ANOTHER WORLD : PROLOG
Rembulan
malam itu bersinar seperti biasanya. Menyinari gelapnya malam. Tanpa meragukan apapun. Lilin kerajaan bersinar
dengan api yang ada di pucuknya. Angin malam itu bergerak agak laju. Para
Pelayan setia kerajaan menjaga lilin agar tidak mati. Para Prajurit kerajaan
berdiri tegap di masing-masing sudut kerajaan.
Detik-detik mencapai kebahagiaan kecil
menyelimuti suasana kerajaan malam itu. "Ayo Yang Mulia! Yang Mulia pasti
bisa!" Seru Tabib yang menyemangati Permaisuri untuk melahirkan keturunan
baru. Memang sudah sembilan bulan Permaisuri Kerajaan United Land mengandung
seorang bayi. Pada saat ini dia berusaha agar perjuangan menjaga bayi dalam
kandungannya tidaklah sia-sia. Raja hanya bisa berdo'a agar proses bersalin
berjalan dengan lancar.
Waktu hampir menuju tengah malam. Ternyata
panjatan do'a Sang Raja tidaklah sia-sia. Setelah semua berjalan, Sang Raja
masuk ke dalam kamar tempat Permaisuri melahirkan. Seorang bayi digendong oleh
Tabib yang membantu proses bersalin. "Laki-laki atau perempuan
bayinya?" Penasaran Sang Raja.
"Laki-laki Yang Mulia." Jawab
Tabib.
"Wah! Laki-laki! Akhirnya anakku ada
yang laki-laki!" Sang Raja bahagia mendengar kabar itu. "Sini biar
aku menggendongnya!" Pinta Sang Raja. Lalu, Tabib memberikan bayi yang
digendongnya kepada Sang Raja. "Akhirnya aku punya si cantik anak
pertamaku dan si tampan anak keduaku ini. Hehehe." Sang Raja tertawa
kecil. Permaisuri tersenyum melihat Sang Raja bahagia karena kelahiran anaknya.
Keesokan harinya keluarga kerajaan
merayakan kelahiran anaknya itu. Sang Raja mengundang lima Pemimpin Negara di
United Land sebagai saksi bahwa keturunan baru dari kerajaan pusat telah lahir.
Pada hari itu juga Sang Raja memberikan sebuah sebuah nama untuk bayinya yaitu
Aditya Teguh Satria.
Sekitar dua bulan bayi itu lahir, tak
disangka bencana datang menimpa Kerajaan United Land. Para bangsa dari Negara
Fire Land menyerang dan ingin merebut kekuasaan United Land. Permaisuri
kebingungan harus mencari tempat yang untuk ia berlindung bersama anaknya.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menuju penjara bawah tanah. Hanya ada satu
tahanan yang ada di penjara bawah tanah itu. Tahanan itu adalah Penyihir Elfa.
Sebelumnya dia dituduh menaruh sebuah racun yang membuat sakit perut Sang Raja.
Tuduhan itu menyebabkan dirinya masuk ke geruji besi. Permaisuri berlari menuju
bawah tanah dan di sana ada dua Prajurit yang menjaga penjara. Permaisuri
mendekati penjara. "Apakah saya boleh masuk ke penjara ini?" Tanya
Permaisuri.
"Maaf Yang Mulia. Kami tidak bisa
membuka penjara ini sembarangan tanpa izin dari Sang Raja." Balas salah
satu Prajurit dengan sikap tegasnya.
Permaisuri itu mengerutkan keningnya.
Keringat panik mengguyur tubuhnya. Menggendong anaknya yang tengah tidur dalam
kekacauan. "Hey! Apakah kamu kebingungan mencari tempat
perlindungan?" Sahut Penyihir Elfa. Kemudian, Permaisuri menghadap ke
Penyihir Elfa dan membalasnya dengan mengangguk. "Jangan cari di sekitar
kerajaan ini! Kau tak akan selamat. Menurut penglihatanku, hanya ada satu di
antara kalian yang bisa selamat. Pilih bayimu atau nyawamu sendiri." Ucap
Penyihir Elfa. "Saranku lebih baik kau relakan anak itu. Tenang. Maksud
aku dia tidak akan mati. Dia akan ke dimensi lain dan dirawat oleh orang yang
aku percayai di dimensi itu. 21 tahun yang akan datang dia akan kembali ke
dunia ini. Tetapi, terserah kau juga mau selamat atau tidak. Mau atau
tidak?" Tawar Penyihir Elfa.
Permaisuri menghela nafas seakan ingin
melepaskan sesuatu. "Entah apa yang kau pikirkan. Aku tak akan peduli
dengan perkataanmu." Tolak Permaisuri. Setelah itu, dia naik ke permukaan
lagi. Tiba-tiba dia melihat cahaya lingkaran seperti membuka portal ke dunia
lain. Beberapa benda dan orang tersedot oleh cahaya itu termasuk bayi yang ia
bawa. Terlepas dari gendongannya karena kuatnya tarikan cahaya tersebut.
Permaisuri itu mengejar, tapi sayangnya anaknya telah masuk ke dunia lain
terlebih dahulu. Kini dia hanya bisa menjatuhkan lututnya ke tanah dan menangis
melihat perpisahan dengan anaknya.
Beberapa saat kemudian, cahaya itu
menghilang. Kekacauan pun masih berlanjut. Sang Raja masih melawan Raja dari
Fire Land. Membuat keadaan semakin kacau. Tetapi, di tengah kekacauan itu,
tiba-tiba Penyihir Elfa menghilang dari penjara. Prajurit yang menjaga terkejut
melihat penjara yang dijaga kosong tidak ada makhluk hidup.
Ternyata Penyihir itu membantu Raja
melawan Raja dari Fire Land hingga kalah dan kembali ke asal. Saat melawan,
Raja terkena hipnotis dari Raja Fire Land dan pingsan. Akhirnya Penyihir Elfa
berhasil mengalahkan musuh yang ia lawan itu. Karena berhasil membantu Raja
melakukan perlawanan, Penyihir Elfa diberi kebebasan dari kekangan penjara.
Setelah sadar dari pingsan, Raja memiliki
kesalahan dalam ingatannya. Dia hanya ingat kalau dia memiliki satu anak
perempuan. Dia tak ingat dua bulan lalu istrinya baru melahirkan keturunan.
Tetapi, mau bagaimana lagi. Hipnotis itu sangat kuat hingga membuat Raja hilang
ingatannya. Para Tabib dan Penyihir belum menemukan cara agar ingatan Raja
kembali.
Posting Komentar